会员登录 - 用户注册 - 设为首页 - 加入收藏 - 网站地图 Terlahir Tuli, Balita Ini Bisa Mendengar Usai Uji Coba Terapi Genetik!

Terlahir Tuli, Balita Ini Bisa Mendengar Usai Uji Coba Terapi Genetik

时间:2025-05-30 12:57:26 来源:quickq电脑版官方下载 作者:时尚 阅读:483次
Jakarta,quickq官网下载安卓最新 CNN Indonesia--

Seorang balitadi Oxfordshire, Inggris yang terlahir tulidapat mendengar setelah menjalani uji coba terapi genetik.

Balita bernama Opal Sandy ini disebut memiliki mutasi herediter pada gen yang disebut otoferlin, bagian penting yang memungkinkan orang merasakan suara di sel-sel telinga.

Terlahir Tuli, Balita Ini Bisa Mendengar Usai Uji Coba Terapi Genetik

Terlahir Tuli, Balita Ini Bisa Mendengar Usai Uji Coba Terapi Genetik

Ketulian yang disebabkan oleh mutasi otoferlin sangat jarang terjadi, terhitung kurang dari 1% dari seluruh penderita tunarungu. Hanya 30 hingga 50 orang per tahun di Amerika Serikat yang didiagnosis menderita tuli terkait otoferlin.

Terlahir Tuli, Balita Ini Bisa Mendengar Usai Uji Coba Terapi Genetik

ADVERTISEMENT

Terlahir Tuli, Balita Ini Bisa Mendengar Usai Uji Coba Terapi Genetik

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pilihan Redaksi
  • Apakah Ibu Hamil Pengidap Lupus Bisa Menular ke Bayinya?
  • Kemenkes Imbau Pasangan Sesama Pembawa Gen Thalasemia Tak Menikah
  • Kemenkes: Kematian Akibat DBD Naik Hampir 3 Kali Lipat Dibanding 2023

Studi CHORD dijalankan oleh perusahaan bioteknologi Regeneron bekerja sama dengan dokter di rumah sakit akademis di Inggris, Spanyol, dan AS. Terapi eksperimental, DB-OTO, menerima Orphan Drug, Rare Pediatric Disease, dan Fast Track Designations dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS.

Terapi ini menggunakan virus hasil rekayasa genetika yang disuntikkan ke area kecil di telinga untuk memperbaiki gen yang rusak.

Sandy diberi terapi saat dia berusia 10 bulan dan dipantau efek sampingnya. Dia hanya mengalami gejala ringan, banyak di antaranya dianggap tidak ada hubungannya dengan terapi suntikan.

Dia juga menjalani berbagai tes pendengaran, dan dia menunjukkan tanda-tanda perbaikan hanya empat minggu setelah terapi.

Setelah tiga bulan, anak tersebut menunjukkan kemajuan yang luar biasa. Pendengarannya di telinga yang dirawat dianggap normal untuk semua frekuensi suara nada percakapan enam bulan setelah terapi.

"Pada usia 24 minggu, pendengarannya pada dasarnya normal," kata Lustig, sambil mencatat bahwa pada frekuensi suara yang lebih tinggi, anak tersebut masih dianggap mengalami kehilangan kemampuan pendengaran ringan.

Sementara itu, keluarga sang balita menyambut kabar bahagia itu dengan penuh rasa syukur.

"Ketika Opal pertama kali mendengar kami bertepuk tangan tanpa bantuan, itu sangat mengejutkan. Kami sangat senang ketika tim klinis memastikan pada minggu ke-24 bahwa pendengarannya juga menangkap suara dan ucapan yang lebih lembut," kata sang ibu, Jo Sandy mengutip New York Post.

Kakak Opal juga mengalami kondisi genetik yang sama. Hal tersebut membuat dokter langsung dapat mengidentifikasi kondisi Opal melalui tes genetik ketika usianya baru tiga minggu, sebelum akhirnya balita tuli ini menjalani uji coba terapi ini.

(pua/pua)

(责任编辑:焦点)

相关内容
  • Daikin Jadi Korporasi Teratas Dalam Kepedulian Terhadap Pekerja Rentan
  • KPK Segera Limpahkan Berkas Kasus Suap APBD Lampung Tengah
  • Polisi Berhasil Bekuk Sindikat Pembobol Data Nasabah Kartu Kredit
  • Dikirimi Ucapan Jelang Puasa, Marhaban Ya Ramadan Dijawab Apa?
  • Apakah Penderita Gagal Ginjal Boleh Makan Kurma saat Buka Puasa?
  • Carstensz Pyramid, World Seven Summits hingga Jalur Pendakian Tersulit
  • Alasan Anies Lantik Empat Putra Betawi Jadi Walikota
  • Bayar Rp9,8 M untuk 3 Menit Melayang di Luar Angkasa, Berani Coba?
推荐内容
  • UNUSIA Bahas Penegakan Disiplin Kedokteran di Indonesia, Proses Hukumnya Agar Transparan
  • Bayar Rp9,8 M untuk 3 Menit Melayang di Luar Angkasa, Berani Coba?
  • 11 Orang Jadi Korban Keracunan CO2 di Klinik Kecantikan
  • Polri: Uang Narkoba Fredy Pratama Buat Usaha Tempat Karaoke hingga Hotel
  • Pertemuan Politik, PSI dan Partai Golkar Sepakat Lanjutkan Program Presiden Jokowi
  • Pakar Ungkap Risiko Bahaya Memangku Anak dalam Penerbangan