Lebih Jauh Mengenal Bakteri yang Ditemukan dalam Jajanan Latiao
Jajanan China Latio kini dilarang di Indonesia. Camilanyang viral di media sosial itu disebut menyebabkan keracunandengan gejala mual, muntah, hingga memerlukan perawatan lanjutan.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar bahkan mewanti-wanti masyarakat terkait temuan bakteri di jajanan viral tersebut. Bakteri yang terdapat dalam Latiao ini disebut Bacelius cerius.
"Karena di dalamnya mengandung Bacelius ceriusyang bisa menimbulkan toksin (racun)," kata Taruna mengutip detikhealth, Selasa (5/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilihan Redaksi
|
Kebanyakan orang yang keracunan memang bisa pulih dalam waktu 24 jam. Tapi, risiko lebih tinggi bisa terjadi seperti komplikasi jika seseorang yang terpapar memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah atau terganggu.
Gejala biasanya muncul sekitar 1-6 jam setelah paparan bakteri. Gejala yang muncul umumnya meliputi mual, muntah, dan diare.
Bukan hanya masalah di pencernaan, keracunan akibat bakteri ini juga bisa memengaruhi anggota tubuh lain.
Menukil WebMD, spora dari bakteri yang masuk ke dalam tubuh melalui luka yang terinfeksi atau menghirup udara yang terinfeksi bisa menyebabkan beberapa komplikasi berbahaya berikut:
- abses otak,
- selulitis,
- endoftalmitis atau infeksi bakteri atau jamur di mata,
- endokarditis,
- pneumonia,
- meningitis.
![]() |
Komplikasi paling parah dari keracunan bakteri ini adalah endoftalmitis, yakni peradangan pada bagian dalam mata. Kondisi ini bisa memicu sejumlah gejala serius seperti berikut:
- demam,
- kelelahan pada mata,
- sakit mata,
- leukositosis atau jumlah sel darah putih tinggi,
- penglihatan menurun,
- mata merah,
- ulkus kornea berbentuk cincin.
Dalam beberapa kasus, kondisi ini bahkan bisa mengancam jiwa.
Lihat Juga :![]() |
Pada dasarnya, bakteri ini ditemukan dalam banyak makanan. Hanya saja, mengutip berbagai sumber, bakteri ini lebih mudah ditemukan pada nasi atau makanan bertepung lainnya.
Pada makanan bertepung seperti keripik, bakteri bertahan dari proses pengeringan dengan menghasilkan spora yang resisten. Saat makanan direhidrasi dan dibiarkan pada suhu ruang selama beberapa jam, spora akan berkecambah dan menghasilkan racun yang membuat orang sakit.
Perlu diketahui juga, memanaskan ulang makanan tidak akan menghilangkan efek racun yang dimiliki bakteri.
(tst/asr)(责任编辑:焦点)
- ·重要!伦敦青年艺术家大赛第二赛季,晋级决赛榜单揭晓!
- ·Akamai Firewall for AI, Perlindungan Canggih untuk Amankan Aplikasi
- ·Desa BRILiaN ini Sukses Kembangkan Pariwisata Alam dan Agrikultur, Intip Ceritanya
- ·Kali Ciliwung Meluap, Permukiman Kebon Pala Banjir hingga 1,5 Meter
- ·Menilik Partner Kedua Pengembang Mobil Listrik Foxconn, Lagi
- ·Presiden Prabowo Sambut Baik Rute Penerbangan Bangkok–Surabaya, Medan, dan Phuket
- ·Majukan Industri Kreatif di Bali, Wamen Ekraf Dukung PICA FEST
- ·3 Keanehan yang Dibongkar Jonathan Latumahina Ayah David Ozora di Sidang Mario Dandy
- ·Detail Sulam yang Menawan ala Tandamata di Metro Festive Raya
- ·Trem Otonom Segera Hadir di IKN, Menhub: Akhir Juli Datang, Agustus Beroperasi
- ·美行宝藏少女狂解锁帕森斯等4枚美国名校offer及75万奖学金!
- ·Minho SHINee Ingin Wisata ke Bromo, Shawol Indonesia Mau Temani?
- ·RI–Thailand Sepakati Kerjasama Kesehatan, Prabowo: Penting untuk Antisipasi Kemungkinan Pandemi Baru
- ·Mulai Hari Ini Biaya Pembuatan Paspor Naik, Jadi Berapa?
- ·PKB: Cak Imin Dipingit Jelang Pilres 2024
- ·Presiden Prabowo Sambut Baik Rute Penerbangan Bangkok–Surabaya, Medan, dan Phuket
- ·Rumah di Duren Sawit Digembok Paksa, Ibu dan Anak Usia 2 Tahun Terkurung 3 Hari
- ·Momen Kebangkitan Nasional, Pemkot Tangerang Bagikan Bantuan Rp 603 Juta Lebih ke UMKM
- ·英国金匠相当于中国什么大学?
- ·Gantikan Faik Fahmi, Erick Thohir Tunjuk Muhammad Rizal Pahlevi jadi Dirut InJourney