时间:2025-06-04 05:04:23 来源:网络整理 编辑:娱乐
Warta Ekonomi - Hasil pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta belum optimal. R quickq最新版本下载
Hasil pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta belum optimal. Rata-rata warga ibu kota yang terpapar virus corona sebanyak 1.147 orang per hari. Padahal,quickq最新版本下载 kebijakan itu sudah berjalan hampir satu bulan.
Pakar Epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, menilai penyebab belum maksimalnya PSBB di Ibu Kota karena pemerintah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) tak bersinergi.
"Seharusnya seluruh kepala daerah di kawasan Jabodetabek menyinergikan kebijakan penanganan Covid-19. Misalnya dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Jabodetabek," saran Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI ini.
Baca Juga: Demo Omnibus Law Tumpah di Jakarta, PSBB Ketat Anies Bakal Berakhir Sia-sia
Pandu menuturkan, pengetatan PSBB di Jakarta semestinya dijadikan alarm daerah penyangga ibu kota untuk juga ikut memperketat kebijakan. Diingatkannya, kasus di wilayah penyangga berpotensi meningkat jika tidak melakukan pembatasan ketat seperti di Jakarta.
"Sebenarnya dengan PSBB, penularan kasus tidak meninggi. Memang belum bisa menurun, tapi penularannya melambat. Tapi akan sulit menekan penularan virus kalau antar-daerah tidak sinergi," paparnya.
Hal sama disampaikan Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Abdul Aziz. Dia menilai pengetatan PSBB dilakukan Jakarta kurang efektif. Pasalnya, tidak didukung daerah penyangga seperti Bodetabek.
"Daerah sekeliling Jakarta mempunyai kebijakan berbeda. Sehingga, banyak orang Jakarta yang pergi ke daerah-daerah penyangga untuk berkumpul sambil makan-makan. Pergerakan orang keluar masuk tak terkontrol," kata Aziz, dalam keterangannya.
Dia mendesak, pemerintah pusat turun tangan membuat satu regulasi penanganan Covid- 19 antara Jakarta dengan wilayah penyangga.
"Harus satu komando kebijakannya. Kalau enggak, susah dikendalikan penularan virus ini," sebutnya.
Seperti diketahui, pengetatan PSBB di Jakarta diberlakukan sejak 14 September lalu. Awalnya hanya dua minggu. Tetapi diperpanjang dua minggu, hingga 11 Oktober 2020. Perpanjangan dilakukan karena penularan Corona masih tinggi.
Halaman BerikutnyaHalaman:
Demo Dosen ASN Tuntut Pencairan Tukin ke Prabowo, ADAKSI: Tak Pernah Digubris Mendiktisaintek!2025-06-04 04:47
5 Manfaat Tak Terduga Minum Teh Serai Setiap Hari2025-06-04 04:46
Cek Saldo Dana Bansos PKH 2025 di KKS Lewat HP, Full Rp 600 Ribu2025-06-04 04:35
Saldo Dana Dadakan Rp 1,8 Juta! Cek Pencairan PIP Kemendikbud Februari 20252025-06-04 04:35
Mendikdasmen Minta Biaya Siswa Sekolah Swasta Dibantu Pemda, Begini Tanggapan Mendagri2025-06-04 04:08
Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Minum Obat Diet Populer Ozempic?2025-06-04 03:57
Trump Kecewa, Sanksi Tambahan Dipersiapkan untuk Rusia2025-06-04 03:41
Intip Warung Makan Tradisional Terbaik di Indonesia versi Taste Atlas2025-06-04 03:14
Sudah Pakai KB Tapi Tetap Bobol? Ini Penjelasan Bidan2025-06-04 02:58
5 Manfaat Tak Terduga Minum Teh Serai Setiap Hari2025-06-04 02:34
Anjing hingga Llama Kini Sambut Hangat Penumpang di Banyak Bandara2025-06-04 04:42
5 Maraton dengan Rute Terindah di Dunia, Ada dari Indonesia?2025-06-04 04:10
Kemenhub Wacanakan Bus Gratis ke Puncak saat Libur Nataru2025-06-04 04:04
Praperadilan Syafruddin Ditolak, KY Anggap Tak Ada Pelanggaran2025-06-04 03:58
Kemendukbangga Berencana Beri Insentif TPK Penyalur MBG untuk Ibu Hamil2025-06-04 03:46
Pengamat Soroti Tawaran Prabowo Bentuk Koalisi Permanen KIM, Apa Dampaknya di Masa Depan?2025-06-04 03:43
FOTO: Pesona Teh Putih Bisa Jadi Ikon Teh Indonesia2025-06-04 03:08
Refocusing Anggaran Kemensos, Gus Ipul : Memperkecil Operasional, Memperkuat Program Pro Rakyat2025-06-04 03:02
Viral Masak Mi Instan Direbus dengan Kemasannya, Awas Bahaya2025-06-04 02:28
Kapolri Tantang Novel Buka Suara Soal Nama Jenderal2025-06-04 02:22