Wall Street Melemah, Investor Khawatir Iran Serang Pangkalan Militer AS
Bursa Saham Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup melemah pada hari Rabu (11/6). Bursa saham terseret oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Namun laporan inflasi yang lebih rendah dari perkiraan sedikit meredakan kekhawatiran terhadap tekanan harga akibat tarif.
Dilansir dari Reuters, Kamis (12/6), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Amerika Serikat (AS):
- S&P 500 (SPX): Turun 0,27% ke 6.022,24.
- Nasdaq (IXIC): Melemah 0,50% ke19.615,88.
- Dow Jones Industrial Average (DJIA): Berakhir hampir tidak berubah di 42.865,77.
Amerika Serikat dikabarkan bersiap mengevakuasi sebagian staf kedutaan besarnya di Irak. Pasar menyoroti alasan hal tersebut dilakukan karena menyusul risiko keamanan yang meningkat.
Iran sebelumnya memperingatkan bahwa pihaknya siap menyerang pangkalan AS di Timur Tengah. Hal ini akan dilakukan jika negosiasi nuklir gagal dan konflik memanas dengan Washington.
Di sisi data ekonomi, inflasi konsumen (CPI) hanya naik sedikit pada Mei 2025. Namun angka tahunan untuk data tersebut berada di level 2,4%. Angka ini di bawah ekspektasi dan menjadi sinyal bahwa tekanan inflasi belum begitu terasa usai adanya tarif dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
“Masih ada kekhawatiran bahwa tarif Trump bisa bersifat inflasioner, tapi laporan ini cukup menenangkan dan meningkatkan harapan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga di akhir tahun ini,” kata Manajer Portofolio Senior Dakota Wealth, Robert Pavlik.
Pasar kini memperkirakan peluang besar bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga pada pertemuan bulan September di AS.
AS-China juga telah sepakat telah selesai, dengan kedua negara menyepakati kerangka untuk mengembalikan gencatan senjata perdagangan dan mencabut pembatasan ekspor atas mineral tanah jarang dan komponen industri penting lainnya.
Gedung Putih menyatakan bahwa pihaknya akan tetap menerapkan tarif impor sebesar 55% terhadap produk China. Tarif tersebut mencakup 10% tarif dasar timbal balik, 20% tarif khusus untuk penanggulangan perdagangan fentanil, dan 25% tarif yang sudah berlaku sebelumnya.
Baca Juga: Tak Bakal Berubah, Rezim Trump Pastikan Akan Kenakan China Tarif 55%
Sebagai imbalannya, China akan mengenakan tarif sebesar 10% terhadap barang impor dari AS.
(责任编辑:百科)
- 5.741.127 Petugas KPPS Dilantik, Bertugas di 820.161 TPS
- Maskapai Penerbangan Tolak Penumpang Yahudi, Didenda Rp102 Miliar
- Tanggal PPN 12 Persen Sudah Ditetapkan, Siap
- Daftar Hotel Terbaik di Dunia versi Fodor's, Ada 3 dari Indonesia
- Perang Tarif Brutal, Geely Ogah Investasi di Indonesia?
- Lansia Sakit Jantung Batal Terbang, Kompensasi Maskapai Voucher Kopi
- KemenKPK Siapkan Strategi Atasi Angka Kelahiran yang Menurun
- IHSG Hari Ini Dibuka Menghijau ke Level 7.198, Saham ZYRX Meroket 29%
- Mayoritas Masyarakat Tak Suka Kampanye Pemilu Lewat Spanduk dan Baliho
- FOTO: Memeluk Angin Dingin di Istana Gyeongbokgung Korea Selatan
- Investor Waspada! BEI Pantau Gerak
- Tanggal PPN 12 Persen Sudah Ditetapkan, Siap
- Saat Banyak Simpatisan Tumbang, Ini Reaksi Prabowo
- Investor Jangan Lewatkan! Emiten Boba King akan Sebar Dividen Tunai Rp5,7 Miliar
- Relawan KGB Targetkan 70 Persen Suara di DKI Jakarta untuk Prabowo
- Pesona Kota Qingdao, Lokasi Laga China vs Timnas Indonesia
- 2025艺术设计qs排名概览
- Pesona Kota Qingdao, Lokasi Laga China vs Timnas Indonesia
- Partisipasi Swasta Sangat Penting untuk Bangun Infrastruktur Transportasi Berkelanjutan
- Nusron Wahid Beberkan Tata Ruang PSN PIK 2 dan Batas Area Hutan Lindung