Erick Thohir Warning Ketergantungan Impor Indonesia ke AS
作者:娱乐 来源:休闲 浏览: 【大 中 小】 发布时间:2025-05-21 05:54:49 评论数:
Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan dalam hubungan ekonomi antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Erick menyoroti dominasi produk-produk asal AS dalam rantai pasok Indonesia, mulai dari pesawat Boeing hingga LPG dan perangkat lunak seperti Microsoft.
“Kita harus jaga supaya jangan sampai supply chainkita terlalu tergantung pada satu negara. Kalau ada kendala, misalnya bencana atau gangguan distribusi dari AS, kita bisa kelimpungan,” kata Erick, dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI dan Kementerian Perdagangan, Selasa (20/5/2025).
Baca Juga: Impor Timah China dari RI Meledak, Ternyata Gegara Ini!
Ia menyebutkan bahwa 57% impor LPG Indonesia berasal dari AS, dan sebagian besar sistem perangkat lunak yang digunakan di perusahaan pelat merah juga masih berbasis teknologi Amerika.
Dalam konteks negosiasi dagang, Erick menjelaskan bahwa Indonesia terlibat dalam Working Group 3 bersama AS yang membahas peluang investasi dan komersialisasi. Meski saat ini Indonesia menikmati surplus perdagangan dengan AS, ia menegaskan pentingnya memperkuat posisi tawar dan tidak mengorbankan agenda strategis nasional seperti hilirisasi.
Erick mengungkap enam poin utama yang menjadi perhatian Amerika Serikat, antara lain kesetaraan perlakuan bagi investor asing di sektor mineral, akses setara dengan BUMN lokal, transparansi dalam pemberian subsidi, dan permintaan agar investasi Indonesia di AS turut menciptakan lapangan kerja.
“Yang penting hilirisasi tetap jalan di dalam negeri, karena kita ingin jadi bagian dari rantai pasok global, khususnya untuk mobil listrik,” tegas Erick.
Baca Juga: Bakal Impor BBM dari Amerika Hingga Timur Tengah, Bahlil Tugaskan Pertamina Bangun Dermaga
Di sektor penerbangan, pemerintah tengah membuka kembali pembicaraan dengan Boeing terkait pengadaan pesawat baru untuk Garuda Indonesia. Kontrak baru ini diharapkan menggantikan perjanjian lama yang tertunda akibat kecelakaan beberapa tahun lalu.
“Untuk menahan harga tiket tidak naik terus, kita juga harus tambah pesawat dan perbaiki efisiensi,” katanya.
Lebih lanjut, Erick mengatakan pemerintah tengah mengevaluasi ketergantungan terhadap LPG dari AS dan mempertimbangkan peningkatan impor crude oildari negara lain. Saat ini, impor crude oildari AS baru mencapai 4%.
Dalam aspek ketahanan keuangan, Erick menyampaikan bahwa pemerintah telah melakukan stress testterhadap 10 BUMN besar, termasuk Telkom, Himbara, Mind ID, dan Pertamina. Hasilnya menunjukkan bahwa keuangan mereka masih tangguh meskipun nilai tukar rupiah melemah hingga Rp20.000 per dolar AS.
“Insyaallah sampai level 20 ribu masih bisa kita tahan. Tapi di atas itu tentu tekanan makin besar,” pungkas Erick.